Segala Sesuatu Mesti Melalui Jalur Politik

Daftar Isi
Segala Sesuatu Mesti Melalui Jalur Politik

Dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, kita tidak bisa menafikan bahwa politik adalah jalan utama dalam pengambilan keputusan yang menyangkut hajat hidup orang banyak. Segala sesuatu, mulai dari pendidikan, kesehatan, infrastruktur, bahkan hingga perkara kebudayaan, pada akhirnya akan bermuara pada jalur politik. Maka, pernyataan bahwa "segala sesuatu mesti melalui jalur politik" bukanlah sebuah pengandaian, tetapi kenyataan yang tidak bisa dihindari.

Banyak kalangan masyarakat yang masih memandang politik sebagai sesuatu yang kotor dan penuh intrik. Padahal, pada hakikatnya, politik adalah alat perjuangan. Ketika disalahgunakan, ia memang bisa melahirkan kekuasaan yang korup. Namun ketika digunakan dengan kesadaran etis dan kepemimpinan yang bertanggung jawab, politik justru menjadi jalan paling efektif dalam membangun peradaban.

Menghindari jalur politik berarti menutup peluang untuk berkontribusi dalam sistem. Masyarakat sipil, akademisi, tokoh agama, bahkan pemuda sekalipun tidak boleh menutup mata terhadap kenyataan bahwa perubahan struktural hanya dapat dilakukan melalui ruang-ruang politik. Menyuarakan kebenaran tanpa strategi politik hanya akan menjadi gema di lorong sunyi. Sebaliknya, memperjuangkan nilai-nilai dalam sistem politik akan memiliki daya dorong yang lebih kuat untuk melahirkan kebijakan publik yang berpihak pada rakyat.

Sejarah mencatat bahwa semua perubahan besar di dunia tidak pernah lepas dari panggung politik. Pembentukan undang-undang, reformasi birokrasi, kebijakan pendidikan, subsidi kesehatan semua itu melalui ruang politik. Bahkan gerakan sosial yang semula bersifat kultural atau spiritual, jika ingin mengubah sistem, harus masuk dalam arena politik.

Ambillah contoh sederhana dalam bidang pendidikan. Kebijakan kurikulum, anggaran untuk sekolah, sistem rekrutmen guru, hingga pemerataan akses pendidikan semuanya adalah hasil keputusan politik. Bila masyarakat ingin memperbaiki kualitas pendidikan nasional, maka intervensi melalui jalur politik adalah sebuah keniscayaan. Begitu pula di bidang kesehatan. Sistem BPJS, pembangunan rumah sakit, hingga distribusi tenaga medis ke daerah terpencil adalah hasil dari proses politik yang panjang. Maka mereka yang menginginkan perbaikan sistemik, tidak bisa hanya berdiri di luar pagar sambil bersuara. Mereka harus masuk dan ikut mengisi ruang-ruang strategis kebijakan.

Sayangnya, ketidaktertarikan masyarakat terhadap politik sering kali disebabkan oleh pengalaman buruk di masa lalu, seperti korupsi, nepotisme, dan intrik kekuasaan. Pengalaman-pengalaman ini membentuk stigma negatif terhadap politik dan para politisi. Namun, membiarkan politik hanya dikuasai oleh mereka yang tidak bertanggung jawab justru akan memperparah keadaan. Sebaliknya, jika orang-orang baik menjauhi politik, maka ruang politik hanya akan diisi oleh mereka yang haus kekuasaan tanpa visi kebangsaan.

Kita juga perlu memahami bahwa politik tidak selalu berarti menjadi anggota partai atau mencalonkan diri dalam pemilu. Politik mencakup segala bentuk keterlibatan warga negara dalam kehidupan publik, termasuk advokasi kebijakan, kampanye sosial, edukasi masyarakat, hingga pengawasan terhadap pelaksanaan anggaran. Dengan kata lain, setiap warga negara memiliki peran politik, dan peran itu harus dijalankan secara sadar dan bertanggung jawab.

Lebih dari itu, kita harus memaknai politik sebagai seni mengelola perbedaan demi kebaikan bersama. Dalam masyarakat yang plural seperti Indonesia, politik menjadi sarana penting untuk menyatukan kepentingan yang beragam. Jalur politik memungkinkan dialog, kompromi, dan kesepakatan demi terciptanya harmoni sosial. Tanpa mekanisme politik, perbedaan bisa berubah menjadi konflik yang merusak sendi-sendi kehidupan bersama.

Di era digital seperti sekarang, keterlibatan politik juga mengalami transformasi. Media sosial, kanal diskusi daring, dan platform digital lainnya menjadi ruang politik baru. Masyarakat kini bisa menyuarakan pendapatnya secara langsung, membentuk opini publik, bahkan menggiring wacana yang mempengaruhi kebijakan. Ini membuka peluang besar bagi siapa saja untuk turut serta dalam jalur politik, tanpa harus duduk di kursi parlemen.

Namun perlu diingat, bahwa keterlibatan dalam politik digital juga memerlukan etika dan literasi. Jangan sampai ruang ini justru menjadi arena disinformasi, polarisasi, dan ujaran kebencian. Politik yang sehat harus dibangun di atas fondasi argumentasi yang rasional, data yang akurat, dan semangat kebersamaan. Hanya dengan cara inilah kita dapat menjadikan politik sebagai sarana transformasi sosial yang positif.

Segala sesuatu memang mesti melalui jalur politik karena pada akhirnya, kebijakanlah yang mengatur arah bangsa. Bahkan persoalan yang tampak sepele, seperti harga kebutuhan pokok, aturan lalu lintas, atau kebijakan sekolah daring, semuanya bersumber dari keputusan politik. Oleh karena itu, tidak ada satu sektor pun yang steril dari pengaruh politik.

Di sinilah pentingnya membangun kesadaran politik sejak dini. Pendidikan politik harus masuk dalam kurikulum dan kehidupan masyarakat. Anak muda perlu diajak berpikir kritis, memahami sistem pemerintahan, serta belajar bagaimana cara menyuarakan aspirasinya secara konstitusional. Bila ini tidak dilakukan, maka kita akan mencetak generasi yang melek teknologi tapi buta politik sebuah kondisi yang sangat rawan bagi masa depan demokrasi.

Apalagi dalam sistem demokrasi, kekuasaan sejatinya berasal dari rakyat. Maka rakyat harus sadar betul terhadap peran dan suaranya. Partisipasi aktif masyarakat dalam pemilu, dalam diskusi kebijakan, dan dalam pengawasan publik adalah bentuk dari jalur politik yang sah dan konstruktif. Dengan partisipasi yang luas dan berkualitas, kita bisa memastikan bahwa kebijakan publik tidak hanya menjadi milik segelintir elite, tetapi benar-benar berpihak pada kepentingan rakyat.

Kita juga harus memahami bahwa jalur politik bukanlah proses yang instan. Perubahan melalui jalur ini memerlukan kesabaran, konsistensi, dan strategi yang matang. Akan tetapi, hasil yang diperoleh melalui politik biasanya bersifat jangka panjang dan menyeluruh. Inilah yang membedakan perubahan struktural melalui politik dengan gerakan sporadis yang cepat redup.

Oleh karena itu, mari kita sadari bersama bahwa menjauhi politik bukanlah pilihan bijak. Justru kita harus menghidupkan politik dengan nilai, akhlak, dan cita-cita luhur kebangsaan. Politik tidak boleh dilepas begitu saja kepada mereka yang tidak memiliki tanggung jawab moral. Sebaliknya, kita semua, dari latar belakang apapun, memiliki tanggung jawab untuk menjaga jalur politik tetap sehat, terbuka, dan berpihak pada kebenaran.

Maka benar adanya, bahwa segala sesuatu mesti melalui jalur politik bukan karena politik itu segalanya, tetapi karena politik adalah jalan menuju segalanya. Dan jika kita ingin masa depan bangsa ini lebih baik, maka tidak ada pilihan lain selain turut serta mengisi dan mewarnai jalur itu dengan integritas, kecerdasan, dan keberanian untuk bersuara demi kebaikan bersama.