Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Pesantren Bukan Bengkel Untuk Anak Nakal

Pesantren Bukan Bengkel Untuk Anak Nakal

Pernahkah anda mendengar kalimat ini "Semua anak itu dasarnya baik budi, tidak ada yang nakal" 

Apa iya tidak ada anak yang nakal.? 

Dalam KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) kata nakal dapat dimaknai dengan oang yang suka berbuat kurang baik, tidak menurut (tidak patuh) suka mengganggu, pembuat onar dan lain sebagainya.

Anak nakal memang benar-benar ada, hanya saja label "nakal" tidak patut bila disematkan kepada anak diusia pelajar, dikhawatirkan dapat membuatnya tidak percaya diri untuk menjadi pribadi berbudi baik karena sudah dilabel negatif.

Bagaimana Jika Anak Nakal Masuk Ke Pesantren.?

Jika anda memiliki anak yang nakal, tidak dapat diatur atau anda merasa sudah tidak mampu untuk mendidiknya, maka serahkanlah anak itu ke pesantren. Biarkanlah pesantren yang akan mendidiknya, anda cukup memenuhi segala kebutuhan serta biaya pendidikan, begitu sejumlah orang beranggapan terhadap lembaga pesantren, Suatu pemikiran yang keliru

Menganggap pesantren seperti bengkel, kalaulah yang diperbaiki itu benda-benda seperti komputer atau mesin mungkin cukup dengan menyiapkan peralatan dan teknisi ahli, akan tetapi yang diperbaiki adalah anak manusia terlebih lagi jumlahnya banyak maka sudah tentu hal ini bukanlah perkara mudah.

Bukan berarti tidak ada pesantren yang berhasil mendidik "anak nakal" bahkan sejumlah pesantren mampu membina anak-anak jalanan, pelaku kriminal dan lain sebagainya. Namun pada dasarnya tidak ada jaminan dan orangtuapun harus memaklumi itu dengan tidak menggantungkan harapan sepenuhnya kepada pesantren.

Orangtua harus menyadari dan benar-benar memahami bahwa memondokkan anak di pesantren hanya sekedar ikhtiar (upaya) artinya pesantren tidak dapat menjamin santri santriwati didikannya terlahir menjadi sholeh sholehah.

Sifatnya adalah upaya, orangtua berupaya memenhi kebutuhan anak, sang anak berupaya belajar dengan tekun dan guru berupaya mendidik selanjutnya dibarengi dengan doa

Permasalahan yang sering terjadi adalah konflik sosial antara orangtua dan guru pesantren, dimana orangtua mempersalahkan guru atau mengadukan lembaga pesantren kepada kepolisian dengan tuduhan kelalailan dalam mendidik. 

Hal ini sering terjadi, tatkala santri kabur (melarikan diri) dari pesantren atau melakukan tindakan kekerasan, sayangnya orangtua malah mempersalahkan pihak pesantren dengan tuduhan tidak mampu mendidik anaknya.

Bahayanya Anak Nakal Di Pesantren

Sejatinya, Pendidikan pesantren mengedepankan kesempurnaan akhlak, aqidah dan ibadah, melalui pembinaan dan pengawasan langsung dalam lingkungan terbatas (komplek pesantren) selain itu dibarengan pula dengan penguasan sejumlah disiplin ilmu dan keterampilan sehingga menghasilkan kader ummat yang mumpuni terhadap penguasaan di berbagai bidang.

Dengan potensi besar seperti ini seharusnya bibit yang dimasukkan ke dalam pesantren bukanlah anak-anak nakal, bahkan haruslah anak yang sudah dipersiapkan dari awal oleh orang tuanya.

Anak nakal dengan segala kejahatan yang sudah pernah ia perbuat kemudian dimasukkan ke dalam pesantren dengan sejumlah harapan orangtuanya maka ada dua kemungkinan terjadi

Pertama, sang anak bisa saja berubah dengan izin Allah dengan pola pengasuhan serta pembinaan guru yang kondusif, namun hal ini bukanlah perkara mudah dimana pesantren didalamnya terdapat populasi santri yang semuanya harus dibina, artinya pesantren bukan hanya mengurusi anak nakal tersebut.

Dua, anak nakal itu menjadi bibit penyakit yang berpotensi besar mempengaruhi anak lainnya sehingga permasalahan didalam pesantren semakin runyam karenanya, sesungguhnya kerusakan budi pekerti itu cepat menular

Jadi Bagaimana.? Anak Nakal Apa Tidak Boleh Masuk Pesantren.?

Tidak ada yang melarang anak anda masuk pesantren, bahkan pada saat mendaftarkan anak, pihak pesantren tidak mengetahui bahwa anak anda itu nakal selain jika anda memberitahukannya.

Namun tidak butuh waktu lama semuanya akan terungkap karena gelagat nakal anak tidak dapat disembunyikan terlebih lagi jika ternyata orangtua yang memaksa dirinya untuk mondok di pesantren.

Jika anak anda berulah dengan melakukan aksinya seperti membuat onar, melawan guru, mencelakai anak lain dan tindakan nakal lainnya, pada saat itu anda diminta untuk datang dalam persidangan pesantren.

Apakah anda membela anak anda dengan menutupi kebobrokannya sebelum ia masuk pesantren.? hal ini sudah sering dilakukan banyak orangtua bahkan menyerang balik pihak pesantren dengan pernyataan bahwa guru tidak mampu mendidik, dengan pernyataan "anak saya menjadi nakal selama masuk pesantren".

Apabila anda melakukan hal itu maka karma akan kembali kepada diri anda sendiri dan anak anda tentunya.

Hal terbaik yang anda lakukan adalah bekerjasama dengan guru, sampaikan dengan terbuka saat anda mendaftarkan anak ke suatu pesantren, katakan bahwa anak anda itu memiliki "sifat luar biasa" dan jalinlah komunikasi interaktif selama anak anda menjalani proses pendidikan di lingkungan pesantren.

Keberhasilan anak di pesantren harus dengan peran orangtuanya, tidak hanya sekedar menitip anak disana untuk dididik, seperti menitip barang rusak disebuah bengkel kemudian anda pergi begitu saja dan kembali saat barang usai diperbaiki.

Pesantren bukanlah bengkel 

Posting Komentar untuk "Pesantren Bukan Bengkel Untuk Anak Nakal"