Bekerja Di Pesantren Apakah Anda Sudah Sejahtera.?
Membicarakan tentang gaji atau honor merupakan hal yang dianggap tabu di lingkungan pesantren, siapa saja yang berani secara frontal mempertanyakan bayaran atau pendapatan maka ia akan menjadi pusat perhatian, terkadang pula dianggap tidak ikhlas atau dianggap tidak sungguh-sungguh berjuang untuk mengabdi di pesantren.
Sebenarnya tidak ada yang salah jika anda menanyakan gaji setelah bekerja atau menanyakan kepastian kontrak yang anda sepakati bersama pihak lembaga pesantren. itu hak anda dan tidak berdosa anda melakukan itu.
Hal itu jauh lebih baik dibandingkan dengan sikap diam namun menyimpan rasa kekesalan yang mendalam terkadang pula menggumam dibelakang, mencemoohkan atau menyindir pimpinan pesantren di media sosial seampai kepada bermalas-malasan bekerja akhirnya mendapati konflik.
Apakah Anda Sudah Sejahtera.?
Sebagai guru, ustad atau ustazah yang bekerja di pondok pesantren, apakah anda sudah mendapatkan kesejahteraan.?
Banyak orang berbeda paham terhadap makna sejahtera, tidak sedikit pula beranggapan bahwa hidup sejahtera adalah situasi hidup dimana segala keinginan terpenuhi, hidup tanpa beban serta jauh dari segala masalah.
Ini merupakan pandangan yang keliru. Sejahtera dalam arti umum menunjuk ke keadaan yang baik, kondisi manusia di mana orang-orangnya dalam keadaan makmur.
Dalam KBBI, makan sejahtera kesejahteraan adalah keamanan, keselamatan, ketenteraman.
Nah, Jika kebutuhan primer anda sudah tercukupi, diberikan tempat tinggal yang layak, pelayanan gratis listrik dan air gratis kemudian anda diberikan honor bulanan maka dengan ini semua anda sudah tergolong sejahtera.
Harus Siap Menjadi Pengabdi
Jika saat ini profesi anda sebagai guru, ustad atau ustazah di pesantren maka hal paling penting anda sadari bahwa situasi kinerja di lembaga pesantren itu sangat berbeda dengan perusahaan atau instansi pemerintahan pada umumnya.
Ya, itu harus benar-benar disadari, sehingga anda tidak perlu menuntut banyak seperti layanan pekerja di pemerintahan.
Di Pesantren anda harus mengedapankan kebesaran jiwa, meluangkan waktu sebanyak-banyaknya untuk pesantren. Porsi dan waktu kerja tidak menentu, seringnya mengorbankan waktu pribadi untuk kepentingan pesantren.
Tidak jarang ustad-ustazah pesantren itu harus mengorbankan waktu istirahatnya atau bahkan merelakan waktu yang seharusnya diperuntukkan kepada keluarganya, namun karena suatu kepentingan untuk pesantren iapun merelakannya.
Inilah yang mendasari penyebutan mengabdi lebih tepat disematkan kepada pekerja pesantren
Namun jika ternyata layanan yang anda dapatkan tidak sesuai dengan kesepakatan maka segeralah menanyakan kepastian, karena hal ini menyangkut kehidupan anda, terlebih lagi jika anda sudah memiliki tanggungan.
Jika ternyata anda tidak mendapatkan kepastian maka luangkan waktu anda untuk berfikir hingga nanti anda memutuskan bertahan atau tidak.
Sistem Pesantren dan Pola Fikir Pimpinan
Tidak sedikit pondok pesantren memberikan layanan terbaik kepada guru dan karyawannya, layanan itu setingkat atau bahkan melebihi layanan perusahaan. Guru-guru mendapatkan gaji berlipat diakhir tahun, tunjangan istri anak, tunjangan bulan ramadhan, kenaikan honor saat meraih prestasi sampai kepada pemberian pesangon diakhir masa kerja.
Ini semua dapat terwujud karena sistem dan pola fikir pemilik atau pimpinan lembaga pesantren tersebut dibarengi dengan kemampuan ekonomi pesantren.
Yang menjadi permasalahan (konflik internal) adalah ketika pimpinan kurang memperhatikan pekerjanya dalam artian tidak berfikir untuk memberikan layanan lebih. Hal ini terjadi kemungkinan fokusnya hanya kepada pembangunan infrastruktur atau sarana pesantren.
Genjar membangun gedung mewah, membeli sarana dan operasional pesantren namun honor guru dan karyawan sering terlambat diberikan, bahkan ironinya memberi penekanan kepada pekerja dengan sejumlah evaluasi dan tuntutan yang banyak. Inilah yang menjadi sumber masalah.
Jika posisi anda demikian dengan situasi serba tidak cukup terlebih lagi anda seorang laki-laki yang sudah berumah tangga memiliki tanggung jawab besar untuk menghidupi istri dan anak serta kebutuhan rumah tangga lainnya bahkan mungkin anda sudah memiliki hutang untuk menopang biaya hidup. Maka sebaiknya anda mencari pekerjaan baru, namun sebelumnya anda harus mempertanyakan kejelasan posisi kepada pimpinan pesantren.
Mengoceh Dibelakang Tidak Merubah Keadaan
Jika anda merasa terzholimi, bekeja di pesantren, hak-hak yang seharusnya anda dapatkan ternyata tidak terpenuhi, honor anda dipotong atau hitungannya kurang atau bahkan janji yang pernah ditawarkan kepada anda tidak terealisasi.
Maka sebaik-baik sikap yang paling tepat anda lakukan adalah klarifkasi melalui komunikasi secara intens kepada pimpinan atau yang berwenang di pesantren itu.
Jika anda melakukan kritik secara frontal di media sosial atau mencibir dari belakang maka anda tidak akan mendapat apapun kecuali permasalahan yang tidak berkesudahan.
Berbeda halnya jika anda melakukan klarfikiasi, membangun dialog dengan baik, meskipun nanti anda bisa saja dianggap tidak ikhlas karena mempertanyakan bayaran, namun dengan cara ini ada kemungkinan anda mendapatkan solusi terbaik.
Semuanya Harus Jelas
Hiduplah di pesantren tapi jangan mencari kehidupan didalamnya, kalimat ini bermaksud menguatkan jiwa ikhlas kepada warga pesantren. Hakikatnya guru dan karyawan mendapatkan honor dari pesantren namun selalu saja ditekankan honor itu bukan tujuan utama yang terpenting adalah keridhaan Allah.
Jangan berharap honor, ikhlaslah beramal, berjuang dengan terus berbuat untuk pesantren dan mengharap ridha Allah.
Kalimat jitu dari seorang pimpinan pesantren. Alhamdulillah jika ternyata ia berperinsip memberikan layanan dan fasilitias yang baik kepada guru dan karyawannya, kalimat yang ia lontarkan itu akan menjadi kekuatan dan penyemangat.
Bagaimana jika situasinya terbalik.? guru dan karyawannya tidak mendapatkan pelayanan yang baik, situasinya memprihatinka, honor bulanan tidak jelas bahkan jumlahnya pun tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup.
Disinilah sering terjadi konflik yang berakhir dengan perseteruan panjang antar guru dan pihak pesantren.
Karena membicarakan honor suatu hal yang tabu di pesantren, maka banyak orang yang enggan memastikan bayaran yang ia terima. Bahkan tidak pernah tau nominal honorya per bulan, seberapapun ia dapatkan maka ia menerima dengan lapang hati tanpa berani protes. Namun faktanya semua yang ia dapatkan sama sekali tidak mencukupi kebutuhan hidupnya.
Situasi seperti ini merupakan situasi yang sangat tidak jelas. Sebenarnya prinsip hitungan itu harus ada pada diri guru pesantren sehingga tidak menjadi permasalahan dikemudian hari.
Berapa honor perbulan.? apa layanan dan fasilitas yang didapatkan.? bagaimana dengan masa depan.? semua ini harus jelas, karena sejatinya jika anda sudah berumah tangga punya sejumlah anak dengan pendidikan sekolahnya terus meningkat tentu semakin besar biaya yang dibutuhkan. Apakah pihak pesantren dapat mencover itu.?
Karenanya anda perlu mendapatkan kejelasan dan perlu mengetahui lebih awal. Sudah terlalu banyak orang yang mengabdi di pesantren, mempertaruhkan kehidupannya untuk terus berbuat terhadap pesantren namun disebabkan satu permasalahan ia harus hengkang bahkan ada pula yang diberhentikan secara tidak baik.
Saat memulai kehidupan baru diluar pesantren ia harus memulai segala sesuatunya dari nol. Inilah yang perlu anda fikirkan dan benar-benar harus dicermati.
Kesimpulan
Berbuat, mengabdi dan berjuang untuk pesantren arahnya mengacu kepada akhirat, nilai ibadahnya sangat tinggi. Namun ini saat ini anda masih di dunia dengan segala kebutuhan dan tanggung jawab, segala sesuatunya harus masuk akal dan logika. Artinya anda menerima honor sesuai kebutuhan yang dapat dirincikan.
Namun bukan berarti memperkaya diri atau berharap mendapatkan layanan seperti pekerja perusahaan atau instansi pemerintah. Mungkin saja anda ingin punya rumah mewah, mobil mewah, bisa belanja-belanja kapan sajan dan bisa jalan-jalan keluar negeri. Itu semua tidak akan pernah anda dapatkan dari pesantren
Bangunlah komunikasi yang baik dengan pimpinan pesantren, sampaikan situasi hidup yang anda rasakan dan mintalah kejelasan tentang layanan masa depan anda, sehingga anda dapat memutuskan langkah terbaik saat mendapatkan peluang.
Jika tidak bekenan dengan sistem yang terdapat disuatu pesantren dan tidak sependapat dengan pola fikir pimpinannya maka anda tidak ada hak untuk mempermasalahkannya. Jika anda mampu bertahan maka pertahankanlah namun jika tidak maka tinggalkan dengan cara yang baik.
Jika melakukan sindirian atau kritikan di media sosial, hal itu tidak akan merubah apapun kecuali terjadi perseteruan dan penyesalan bagi diri anda sendiri