Apa Untungnya Pesantren Berkegiatan Pramuka?

Daftar Isi
Apa Untungnya Pesantren Berkegiatan Pramuka?

Seberapa penting pendidikan kepramukaan untuk pondok pesantren.? sebuah pertanyaan menarik dan sangat baik untuk didiskusikan.

Biasanya pertanyaan ini muncul dari oknum yang memiliki pemahaman sederhana terkait kegiatan pramuka, berdasarkan apa yang ia lihat dan yang ia saksikan terjadi dilapangan pada penyelenggaraan giat kepramukaan.

Dapat disimpulkan bahwa lahirnya pertanyaan tersebut seakan mengacu pada ketidak percayaan atau bahkan menghindari kepramukaan karena dianggap tidak efisien bahkan condong merusak sistem pendidikan pesantren.

Tidak dipungkiri bahwa dalam kegiatan kepramukaan kerap terjadi lost kontrol, terlebih lagi dalam kegiatan perkemahan, muculnya agenda-agenda yang tidak sepadan dengan konsep pendidikan pesantren bahkan mungkin melabrak atau menciderai syariat islam, seperti kerumunan laki-laki dan perempuan bersorak-sorak dilapangan, memunculkan permusuhan dalam perlombaan dan hal-hal lain yang mungkin saja rutinitas disaksikan masyarakat luas.

Namun, pada hakikatnya itu semua bukanlah hal yang diajarkan dalam kepramukaan. Jikapun hal itu terjadi maka yang patut dipersalahkan bukanlah pramukanya, namun oknum pelaksananya. Artinya dalam kerpamukaan tidak pernah diajarkan hal-hal yang berbau karakter negatif, segalanya mengacu nilai-nila karakter positif.

Hal ini sudah tertuang dalam Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2010 tentang Gerakan Pramuka dan  Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 63 Tahun 2014.

Bahwa Pendidikan Kepramukaan dilaksanakan untuk  menginternalisasikan nilai ketuhanan, kebudayaan, kepemimpinan, kebersamaan, sosial, kecintaan alam, dan kemandirian pada peserta didik. Selanjutnya diuraikan secara mendatail terkait capaian dan tujuan pendidikan pramuka.

Kode Etik Pramuka

Pramuka memiliki kode etik yaitu Tri Satya dan Dasa Dharma Pramuka, sejatinya hal ini tidak bertentangan atau berseberangan dengan norma-norma pendidikan pesantren atau nila-nilai syariat islam.

Mari pahami isi dari Tri Satya merupakan 3 janji yang mendasari gerakan pramuka

Demi kehormatanku, aku berjanji akan bersungguh-sungguh

Menjalankan kewajibanku terhadap Tuhan, Negara Kesatuan Republik Indonesia dan mengamalkan Pancasila

Menolong sesama hidup dan mempersiapkan diri membangun masyarakat

Menepati Dasa Dharma

Begitupula dengan isi dari Dasa Dharma Pramuka yang wajib ditepati gerakan pramuka
  • Takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
  • Cinta alam dan kasih sayang sesama manusia
  • Patriot yang sopan dan ksatria
  • Patuh dan suka bermusyawarah
  • Rela menolong dan tabah
  • Rajin, terampil dan gembira
  • Hemat, cermat dan bersahaja
  • Disiplin, berani dan setia
  • Bertanggung jawab dan dapat dipercaya
  • Suci dalam pikiran, perkataan dan perbuatan

Apakah itu semua berseberangan dengan sistem pendidikan pesantren atau tidak sepadan dengansyariat islam.? tentu tidak

Bahkan sejatinya dibandingkan pelajar di sekolah umum santri pondok pesantren seharusnya memiliki tanggung jawab lebih untuk menginplementasikan itu dalam kehidupan sehari-hari, dimulai dari ketaqwaannya sampai pada suci dalam fikirannya, perkatannya dan perbuatannya.

Bagaimana dengan konsep pelaksanaan kegiatan pramuka di Pondok Pesantren.?

Inilah yang harus diperhatikan, terkait pada penyelenggaraan kegiatan lapangan. Pada hakikatnya kegiatan kepramukaan itu tidak hanya bermuara pada perkemahan saja namun juga ada unsur lain yang dapat diterapkan dalam lembaga pendidikan termasuk pondok pesantren.

Pada segala penerapan kegiatan kepramukaan memiliki sifat aturan satuan terpisah, artinya tidak menggabungkan atau menyadurkan putra putri (laki-laki dan perempuan) dalam berkegiatan, bahkan hal ini sangat ditekankan, pada nomor gugus depan dalam satu lembaga sekolah selalu mendapat dua seri nomer untuk putra dan putri.

Tidak melakukan penyaduran putra putri terkecuali dalam agenda ceremonial seperti upacara, namun itupun dalam lingkungan pesantren sebenarnya harus dikaji maslahatnya. jika ternyata itu condong menuai mudharat karena minimnya pengawasan atau kendala dalam pengontrolan maka sebaiknya dilakukan pemisahan. karena sifat lain dalam pramuka adalah fleksibel, artinya mengedepankan kelayakan.

Untuk menerapkan kegiatan pramuka pada lingkungan pesantren dapat dilakukan dengan cara berikut

1. Tujuan dan Capaian

Harus digagas tujuan dan capaian yang jelas dalam setiap kegiatan yang mengacu pada nilai positif, hal ini juga berfungsi sebagai rambu kesepadanan dengan nilai-nilai pesantren.

2. Program Kegiatan

Program kegiatan kepramukaan secara umum terlaksana dalam lingkungan pendidikan adalah pelatihan, pembinaan, perkemahan, kompetisi, permainan (game), seminar, outing class, upacara ceremonial, penjelajahan alam dan lain-lain. Semua ini dapat disasarkan konsentrasinya pada tujuan dan capaian yang dibakukan di Pondok Pesantren.

Cukup memilih dan menentukan kegiatan yang bersinergi dengan kepesantrenan tanpa mengurangi nilai patriotisme dan nasionalisme santri.

3. Materi

Setiap kegiatan seharusnya ada materi yang disampaikan kepada peserta didik anggota pramuka, seperti pada pertemuan pelatihan pekanan (mingguan). Seorang pembina dapat memberikan materi apa saja yang menunjang pengetahuan dan wawasan bahkan materi keagamaan pun dapat disajikan dan dapat dilakukan penerapan ditempat.

Sebenarnya hal ini sudah diatur dalam SKU Syarat-Syarat Kecakapan Umum dan SKK Syarat-Syarat Kecakapan Khusus, ini dimuat dalam buku yang wajib dimiliki peserta pramuka pada segala tingkatan. Buku SKU dan SKK Pramuka berfungsi sebagai alat pendidikan berperan dalam rangsangan dan dorongan bagi para pramuka untuk memperoleh kecakapan-kecakapan yang berguna baginya.

Contohnya, dalam buku tersebut pada bidang keagamaan dalam hal penguasaan rukun islam, shalat wajib dan lain-lain. Setelah pembina memberikan materi tentang itu para anggota pramuka diwajibkan meminta tanda tangan pembina atau guru sebagai bukti bahwa ia sudah menguasai dan mampu mempraktekannya dengan benar. 

Dalam kegiatan lapangan, pembina dapat lebih leluasa mengkader anggota pramukanya sehingga terwujud sinergitas antar materi dan praktik, bahkan materi pelajaran pesantren pun dapat disnergikan dalam pelatihan kepramukaan setiap pekannya

Setelah anggota pramuka dinyatakan mampu menguasai ilmu dan praktik dibuktikan dengan isian tanda tangan dari pembina dan gurunya pada buku SKU atau SKK, maka anggota tersebut berhak diberikan penghargaan berupa kenaikan pangkat dan disematkan di seragam pramukanya TKK (Tanda Kecakapan Khusus)

Perihal TKK ini ada banyak sekali jenisnya, tidak hanya pada bidang keilmuan, kesenian dan hal umum lainnya, namun juga ada TKK khusus keagamaan islam seperti TKK lambang Al-Qur'an, Mesjid dan lain-lain, semuanya mengacu pada penguasaan anggota pramuka yang dianggap sudah lancar membaca atau mampu menghafal Al-Aqur'an, disiplin dalam sholat berjamaah dan lain-lain. 

Selain itu TKK ini juga punya tingkatan, pada anggota pramuka penggalang dimulai dari tingkat ramu, rakit dan terap semuanya memiliki bentuk simbol berbeda.

Nah, untuk melaksanakan ini saja terkadang pondok pesantren mendapati kendala karena begitu banyaknya hal-hal yang harus diampu anggota pramuka untuk dilakukan pembinaan dan pengawasan, terlebih lagi jika pondok pesantren menerapkan nilai tambah tertentu.

Konsep Kegiatan

Setiap kegiatan kepramukaan bisa saja dikonsep untuk tujuan tertentu, seperti pelaksanaan perkemahan yang dikonsep dengan meningkatkan hafalan santri. Pesantren dapat menyelenggarakan kegiatan kemah khusus di suatu tempat di alam bebas untuk mendongkrak semangat menghafal santri-santrinya.

Selain itu dapat juga dilakukan dengan konsep penguatan ibadah malam di alam terbuka dalam perkemahan apa saja dapat dilakukan seperti dzikir bersama, tilawah bersama tentunya santri merasakan suasana berbeda.

Dalam perkemahan tidak hanya sekedar aktifitas berlomba antar regu, permainan yang mengandung unsur pendidikan juga dapat dilakukan dalam perkemahan.

Dalam hal mengkonsep kegiatan setiap pondok pesantren berhak dan bebas melakukannya, selama itu berada didalam koridor undang-undang NKRI dan menjunjung tinggi syariat islam serta kearifan lokal, dimanapun kegiatan perkemahan pramuka itu akan mendapatkan dukungan dan izin dari pemerintah dan kepolisian setempat.

Kaderisasi

Umumnya hal ini terlaksana di lembaga pesantren yang sudah terorganisir pendidikan pramukanya, kelompok santri pramuka dijadikan sebagai barometer contoh dilingkungan pesantren. Dari semangat, disiplin, ilmu, wawasan dan karakernya menjadi contoh bagi santri lain.

Dalam kepramukaan umum hal ini disebut dengan pramuka garuda, namun dalam lingkungan pesantren sering disebut dengan Jaysyul Khos (pasukan khusus) yang berperan menjadi garda terdepan dalam aktualiasai pendidikan dan sosial santri di lingkungan pesantren.

Bijak Dalam Menilai Pramuka

Kepramukaan sudah masuk ke berbagai lini pendidikan bahkan keagamaan dan kebudayaan, artinya agama apapun dapat menginplementasikan ajarannya dalam kegiatan kepramukaan. Jika kita melihat kegiatan kepramukaan nasional tentunya terjadi pembauran segala agama, suku dan budaya.

Bahkan dalam skala kegiatan intenasional seperti jambore dunia atau kegiatan lainnya dimana banyak warga negara dari belahan dunia berkumpul disana tentu syariat islam hanya berlaku pada orang yang taat saja.

Namun, apapun hal negatif yang kita lihat dalam suatu kegiatan kepramukaan itu bukanlah pramuka yang sesungguhnya.

Mungkin saja kita melihat dalam pelaksanaan kegiatan perkemahan pramuka terjadi hal-hal yang menciderai nilai kepesantrenan seperti waktu sholat tidak terkordinir, hura-hura dilapangan, bernyanyi ria ditengah malam atau berkerumun kumpul-kumpul tidak jelas, itu semua adalah kesalahan oknum.

Pesantren harus benar-benar menjadikan pramuka sebagai lahan penguatan karakter santri dan medan dakwah serta memperkuat kesatuan sehingga dapat mempengaruhi orang lain dalam melakukan kebaikan. 

Di dalam lingkungan pesantren kegiatan pramuka harus dikonsep dengan baik, dibina oleh pembina yang berkompenten serta memahami nilai-nilai pesantren seta dilakukan evaluasi terus menerus sehingga terarah dan  efisiensitif

Pondok pesantren yang hendak mengikuti kegiatan pramuka umum, baik didalam daerah atau tingkat nasional atau bahkan mungkin mengikuti kegiatan internasional harus ada pembekalan dan dilakukan pengawasan serta pembinaan yang koperatif

Oleh : Andika Novriadi, M.Ag

Gerakan Pramuka Pesantren GPP-Aceh