3 Kesalahan Guru Yang Membuatnya Tidak Dihormati Murid
Table of Contents
literasiku.com - Di jaman sekarang ini sangat mudah untuk menjadi guru/pendidik, siapa saja yang mendaftarkan diri menjadi guru PNS jika lulus dalam tes maka profesi guru (mengajar dan mendidik) akan melekat padanya, begitupula dengan sekolah swasta, seseorang yang dianggap memiliki pengetahuan, dengan mudah bisa saja diangkat menjadi guru meskipun dia bukan sarjana pendidikan.
Guru yang tidak memiliki integritas, guru terlihat ling-lung, guru malas dan lain-lain, semua ini berawal dari pribadi sang guru.
Tidak sedikit kasus ditemukan di lingkungan lembaga pendidikan, guru yang tidak mendapat tempat terhormat, tidak dihargai murid-muridnya, bahkan murid berani menghardik atau melakukan tindakan bullying. Sebagian orang menganggap hal ini adalah faktor perkembangan jaman, dengan adanya payung hukum yang mengatur tentang undang-undang perlindungan anak, sehingga guru tidak leluasa memberi hukuman kepada murid, akibatnya muridpun berlaku semena-mena kepada gurunya.
Sebenarnya, hal ini tidak sepenuhnya benar. Guru yang tidak dihormati murid bukan karena ketiadaan hukuman, namun hal ini lebih kepada kepribadian guru itu sendiri, Terkadang ada beberapa kebodohan yang kerap dilakukan guru di ruang lingkup sekolah, suatu sikap yang memberikan kesan negatif dan tidak relevan dengan profesinya sebagai pendidik.
3 Kesalahan Guru Yang Membuatnya Tidak Dihormati Murid
1. Curhat dan Mengeluh
Biasanya hal ini terjadi pada kaum wanita, bukan berarti tidak terjadi pada kaum pria, ibu guru yang selalu berkeluh kesah dihadapan siswa-siswinya menyampaikan bahwa ia merasa lelah dan letih mengurus dan menghadapi tingkah kenakalan mereka di sekolah.
Bahkan mungkin berani menceritakan permasalahan pribadi dan rumah tangganya kepada murid, dengan ini sudah pasti sikap guru ini akan membuat dirinya tidak dihormati murid.
Guru seperti ini akan terlihat semakin bodoh didepan muridnya, tentunya akan semakin di buly, meskipun maksud guru itu baik dan positif, berharap ia mendapat simpati agar murid-muridnya sadar dan berubah menjadi lebih baik, namun akhirnya akan mendapat ejekan
Bak posisi presiden RI ke 6 yang selalu curhat, namun tidak mendapat pandangan yang positif dari masyarakat. Guru yang suka curhat dan mengeluh kepada murid adalah guru yang yang tidak bijaksana, tidak heran jika guru seperti ini akan selalu menjadi bulan-bulanan ejekan anak didiknya.
2. Sikap Over Feminim
Sikap gemulai dan cara berbicara yang centil pada kaum laki-laki adalah hal yang sangat tidak layak dan tidak wajar bagi ibu guru. Tindakan seperti ini akan menjatihkan martabat guru itu sendiri, dimanapun akan menjadi bahan tertawaan dan ejekan bagi murid-muridnya.
Sikap over feminim yang muncul dari seorang bapak guru, hal ini lebih dikenal dengan kebanci-bancian akan memberikan kesan negatif pada dirinya sendiri. dalam ranah sosial saja, laki-laki yang bersikap kewanitaan selalu dipandang buruk, terlebih lagi seseorang yang brofesi sebagai guru.
Selain itu ada juga guru yang sikapnya lemah dan takut pada siswa-siswinya, tidak berani menegur atau tidak memberi hukuman karena takut akan di buly anak didiknya. sangat jelas bahwa sikap feminim akan membuat harga diri jatuh dan tidak dihormati.
3. Menyindir dan Suka Membandingkan
inilah yang paling sering dilakukan oleh guru-guru di jaman sekarang, setiap memberikan nasehat pada murid-muridnya, mereka kerap menyisipkan sindiran, anak ini pintar anak ini rajin anak yang disana hebat dan seterusnya, kata-kata ini disampaikan di depan pelajar lain yang dianggapnya malas, meskipun tujuan dan niat baik agar muridnya bisa menjadikan contoh, namun jelas ini sangat berpotensi akan mengundang rasa kekesalan yang mendalam bagi murid-muridnya.
Selain menyindir, ada pula guru yang suka membandingkan, membandingkan antar anak atau membandingkan dirinya dengan anak didik.
"Dulu waktu ibu seusia kalian, ibu tidak pernah keluar rumah dan tidak menonton tv, ibu fokus belajar sehingga ibu juara umum terus"
Inilah kebodohan yang kerap ditampilkan guru, memang pada dasarnya memberikan semangat dan motivasi kepada muridnya, namun sangat jelas kata-kata seperti itu tidak relevan dan tidak sesuai konteks pada masa sekarang.
Guru seperti ini akan menjadi target guyonan murid, tidak dihormati dan terlihat bodoh didepan muridnya. Tidak heran jika guru yang bersikap menyindir dan suka membandingkan mendapat bulian dari murid-muridnya.
Kesimpulan
Kita mendapat penghormatan, disegani atau dihargai orang lain, tentunya ada sebab yang melekat pada diri kita, sebuah sikap yang memiliki kekuatan yang membuat diri kita dipandang baik orang lain, bukan karena jabatan atau sesuatu kekuasaan yang kita miliki.
Kita mendapat penghormatan, disegani atau dihargai orang lain, tentunya ada sebab yang melekat pada diri kita, sebuah sikap yang memiliki kekuatan yang membuat diri kita dipandang baik orang lain, bukan karena jabatan atau sesuatu kekuasaan yang kita miliki.
Mendidik anak dengan jumlah besar disekolah harus ada strategi dan kearifan lokal serta sesensi-esensi dalam bertindak. ada banyak hal yang harus diperhatikan, seperti menjaga keseimbangan diri, kecemburuan sosial, keadilan, konsisten dan lain-lain
Pola fikir anak zaman sekarang sangat cepat berkembang dengan pengaruh media dan teknologi, bahkan terkadang pelajar lebih mengetahui berita terkini dibandingkan gurunya, jadi pola mengajar jadul sudah tidak relevan lagi dijaman sekarang.